1.
Kuntilanak
Sosok kuntilanak digambarkan dalam bentuk wanita cantik.
Kuntilanak digambarkan senang meneror penduduk kampung untuk menuntut balas.
Kuntilanak sewaktu muncul selalu diiringi harum bunga kamboja. Konon laki-laki
yang tidak berhati-hati bisa dibunuh sesudah kuntilanak berubah wujud menjadi
penghisap darah. Kuntilanak juga senang menyantap bayi dan melukai wanita
hamil. Dalam cerita seram dan film horor di televisi Malaysia, kuntilanak
digambarkan membunuh mangsa dengan cara menghisap darah di bagian tengkuk,
seperti vampir. Agak berbeda dengan gambaran menurut tradisi Melayu, kuntilanak
menurut tradisi Sunda tidak memiliki lubang di punggung dan hanya mengganggu
dengan penampakan saja. Jenis yang memiliki lubang di punggung sebagaimana
deskripsi di atas disebut sundel bolong. Kuntilanak konon juga menyukai pohon
tertentu sebagai tempat “bersemayam”.
2. Sundel Bolong
Sundel bolong dalam mitos hantu Indonesia digambarkan dengan wanita
berambut panjang dan bergaun panjang warna putih. Digambarkan pula terdapat
bentukan bolong di bagian punggung yang sedikit tertutup rambut panjangnya
sehingga organ-organ tubuh bagian perut terlihat. Dimitoskan hantu sundel
bolong mati karena diperkosa dan melahirkan anaknya dari dalam kubur. Biasanya
sundel bolong juga diceritakan suka mengambil bayi-bayi yang baru saja
dilahirkan.
3. pocong
Penggambaran pocong bervariasi. Dikatakan, pocongkk memiliki
wajah berwarnah hijau dengan mata yang kosong. Penggambaran lain menyatakan,
pocong berwajah rata dan memiliki lubang mata berongga atau tertutup kapas
dengan wajah putih pucat. Mereka yang percaya akan adanya hantu ini
beranggapan, pocong merupakan bentuk protes dari si mati yang terlupa dibuka ikatan
kafannya sebelum kuburnya ditutup.
Meskipun pocong dalam film-film sering digambarkan bergerak
melompat-lompat, mitos tentang pocong malah menyatakan pocong bergerak
melayang-layang. Hal ini bisa dimaklumi, sebab di film-film pemeran pocong
tidak bisa menggerakkan kakinya sehingga berjalannya harus melompat-lompat.
Kepercayaan akan adanya hantu pocong hanya berkembang di Indonesia, terutama di
Jawa dan Sumatera. Walaupun penggambarannya mengikuti tradisi muslim, umat
beragama lain pun ternyata dapat mengakui eksistensi hantu ini.
4. Genderuwo
Genderuwo adalah sejenis bangsa jin atau makhluk halus yang
berwujud manusia mirip kera yang bertubuh besar dan kekar dengan warna kulit
hitam kemerahan, tubuhnya ditutupi rambut lebat yang tumbuh di sekujur tubuh.
Genderuwo terutama dikenal dalam masyarakat di Pulau Jawa (orang Sunda
menyebutnya “gandaruwo” dan orang Jawa menyebutnya “gendruwo”). Habitat hunian
kegemarannya adalah batu berair, bangunan tua, pohon besar teduh atau
sudut-sudut yang lembab sepi dan gelap. Pusat domisili makhluk ini dipercaya
berada di Hutan Jati Donoloyo, kecamatan Sloghimo, sekitar 60 km di sebelah
timur Wonogiri, dan di wilayah Lemah Putih, Purwosari, Girimulyo, Kulon Progo
sekitar 60 km ke barat Yogyakarta.
5. Wewe Gombel
Wewe Gombel adalah sebuah istilah dalam tradisi Jawa yang
berarti roh jahat atau hantu yang suka mencuri anak-anak, tapi tidak
mencelakainya. Konon anak yang dicuri biasanya anak-anak yang ditelantarkan dan
diabaikan oleh orang tuanya. Wewe Gombel biasanya akan menakut-nakuti orang tua
si anak atas sikap dan perlakuannya kepada anaknya sampai mereka sadar. Bila
mereka telah sadar, Wewe Gombel akan mengembalikan anaknya. Menurut cerita,
Wewe Gombel adalah roh dari seorang wanita yang meninggal bunuh diri lantaran
dikejar masyarakat karena telah membunuh suaminya.
Peristiwa itu terjadi setelah suami dari wanita itu berselingkuh
dengan wanita lain. Sang suami melakukan hal itu karena istrinya tak bisa
memberikan anak yang sangat diharapkannya. Akhirnya ia dijauhi dan dibenci
suaminya lalu dikucilkan sampai menjadi gila dan gembel. Disebut Wewe gombel
karena kejadian in terjadi di daerah Gombel, Semarang. Jika kita berkendaraan
dari arah jatingaleh ke arah banyumanik, maka akan terlihat bekas iklan bir
bintang. Di situlah konon letak lokasi wewe gombel berada. Beberapa orang
menyebutkan bahwa lokasi tersebut adalah lokasi kerajaan hantu. Menurut cerita
itu pula, hal itu yang menyebabkan sebuah hotel yang terletak di dalam lokasi
bukit gombel menjadi bangkrut.
6. Leak
Dalam mitologi Bali, Leak adalah penyihir jahat. Le artinya
penyihir dan ak artinya jahat. Leak hanya bisa dilihat di malam hari oleh para
dukun pemburu leak. Di siang hari ia tampak seperti manusia biasa, sedangkan
pada malam hari ia berada di kuburan untuk mencari organ-organ dalam tubuh
manusia yang digunakannya untuk membuat ramuan sihir. Ramuan sihir itu dapat
mengubah bentuk leak menjadi seekor harimau, kera, babi atau menjadi seperti
Rangda. Bila perlu ia juga dapat mengambil organ dari orang hidup.
7. Rangda
Rangda adalah ratu dari para leak dalam mitologi Bali. Makhluk
yang menakutkan ini diceritakan sering menculik dan memakan anak kecil serta
memimpin pasukan nenek sihir jahat melawan Barong, yang merupakan simbol
kekuatan baik. Diceritakan bahwa kemungkinan besar Rangda berasal dari ratu
Manendradatta yang hidup di pulau Jawa pada abad yang ke-11. Ia diasingkan oleh
raja Dharmodayana karena dituduh melakukan perbuatan sihir terhadap permaisuri
kedua raja tersebut.
Menurut legenda, ia membalas dendam dengan membunuh setengah
kerajaan tersebut, yang kemudian menjadi miliknya serta milik putra
Dharmodayana, Erlangga. Kemudian ia digantikan oleh seseorang yang bijak. Nama
Rangda berarti juga janda. Rangda sangatlah penting bagi mitologi Bali.
Pertempurannya melawan Barong atau melawan Erlangga sering ditampilkan dalam
tari-tarian. Tari ini sangatlah populer dan merupakan warisan penting dalam
tradisi Bali. Rangda digambarkan sebagai seorang wanita dengan rambut panjang
yang acak-acakan serta memiliki kuku panjang. Wajahnya menakutkan dan memiliki
gigi yang tajam.
8. Kuyang
Kuyang merupakan siluman berwujud kepala manusia dengan isi
tubuh yang menempel tanpa kulit dan anggota badan yang dapat terbang untuk
mencari darah bayi. Makhluk ini dikenal masyarakat di Kalimantan. Kuyang
sebenarnya adalah manusia (wanita) yang menuntut ajaran ilmu hitam untuk
mencapai kehidupan abadi. Pada siang hari, seorang kuyang akan menempuh hidup
sehari-hari sebagaimana orang biasa, namun biasanya ia mengenakan pakaian
jubah. Pada malam hari, kuyang akan terbang untuk mencari darah bayi atau darah
persalinan untuk dihisap sebagai sarana menambah kekuatan ilmunya. Orang yang
melihat kuyang terbang biasanya melihatnya seperti burung besar. Untuk
menghadapinya, korban perlu menggunakan sapu ijuk atau memukulkan perabot rumah
tangga seperti panci atau wajan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar